Jumat, 26 Desember 2008

Aku dan Laut (bagian 1)

Sebuah cerpen lama yang nggak pernah terpublikasikan, tapi sampai sekarang juga belom selesai...hehehe...hope you all enjoy it...kritik dan saran sangat dibutuhkan...terima kasih

AKU DAN LAUT

Aku adalah pelaut yang benci laut. Dimanapun aku berada aku selalu mencaci maki laut. Apapun orang sekitarku katakan untuk menasihatiku, aku tak pernah peduli. Aku telah terlanjur dikhianati laut temanku ini. Disanalah aku kehilangan ayahku dan kakakku. Lautlah yang buatku dan ibuku hidup dalam kesusahan. Aku benci laut sejak itu tak ada seorangpun yang bisa mengubahnya.

Aku pernah dinasihati oleh ibuku sebelum ia menemui ajal, ia berkata “janganlah pernah membenci laut nak, karena lautlah yang memberi kita tempat untuk mengais sesuap nasi”. Tapi aku tak pernah peduli, semua itu takkan pernah mengubahku. Karena dilautlah aku kehilangan pamanku yang menjagaku semenjak ayah meninggal. Ia juga telah ditelan ombak ganas yang tidak miliki belas kasihan. Tapi kadang aku selalu bertanya mengapa laut selalu mengambil semua orang yang aku sayangi.
Kadang aku diundang oleh stasiun radio di ibukota. Karena kabarnya cerita tentang kebencianku pada laut telah tersohor kemana-mana dan kabarnya kisahku ini sudah terdengar sampai ke negeri seberang. Distasiun radio itu aku Tanya-tanya, dihujat, dibentak, dan dicaci. Karena mereka ingin aku mengubah sikapku kepada laut yang sangat kubenci takkan pernah ku maafkan.

Suatu saat datang 1 kompi pasukan TNI AL yang menjemputku di tengah malam buta dan membawaku ke sebuah barak yang dipagari dinding beton tinggi disuatu tempat yang tidak pernah kudatangi. Dibarak itu aku dibawa ke sebuah ruangan tak berjendela lalu aku didudukkan dan diikat di tengah-tengah ruangan itu. Diruangan itu mereka memukuli, menghajar, menjambak, meneriaki, dan menyiksaku dengan berbagai cara. Semua itu mereka lakukan agar aku mengubah perasaan benciku pada laut menjadi cinta pada laut. tapi setelah lima belas hari menyiksaku, mereka terpaksa melepaskanku. Karena semua cara yang mereka lakukan tidak menghasilkan apa-apa karena aku tetap benci pada laut seperti biasanya.

Ketika itu pula pernah seorang alim ulama mendatangi rumahku. Ia mengajakku berdiskusi tentang perasaan benciku pada laut. Sang ulama menceramahiku selama dua hari berturut-turut tanpa hentinya. Dengan segala dalil al qur’an dan hadits, ia berusaha mengubah rasa marahku kepada laut menjadi rasa sayang. Dan dua hari telah terlewati merasa seakan semua sia-sia aku tak pernah mencintai laut aku tetap membencinya. Dan diakhir ceramah itu akupun bertanya “apahkah hebatnya sebuah lautan? Kenapa setiap orang selalu ingin aku mencintai laut?!!” ulama itu tak bergeming sedikitpun, tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. “kenapa!!kenapa!!!” aku terus mendesaknya. Tapi ia terus terdiam, tak bergerak sedikitpun, tak berkata sedikitpun. Dan hal pertama yang ulama itu lakukan adalah berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari rumahku. Seberapa keras suaraku untuk memanggilnya ia tidak menghiraukan panggilanku sedikitpun, ia terus saja berjalan menjauhi rumahku dengan langkah cepat.

Suatu saat di suatu pagi buta datanglah dua orang bersetelan necis hitam dan berkacamata hitam. Mreka memakai sepatu ternama dan menggenggam handy talkie, seakan-akan mereka adalah agen khusus yang akan menjemputku.lalu salah satu dari mereka menghamipiriku dan berkata “Pak nelayan kami adalah agen khusus yang diutus untuk menjemput anda”. Lalu tanpa berpikir panjang aku berkata dengan nada keras “SIAPA YANG MEMERINTAHKAN KALIAN? SIAPAPUN ITU MEREKA TAKKAN BISA MENGUBAH SIKAPKU!!!”. Dengan sedikit tersenyum salah satu dari mereka berkata “bapak tenang dulu, kami diutus oleh sebuah perkumpulan yang mendukung bapak”. Bagai disambar petir Aku dan istriku terkaget-kaget, baru kali ini ada yang berkata bahwa mereka mendukungku ataupun setuju dengan semua sikapku pada laut. Apakah ini sebuah mukjizat untukku yang bertahun-tahun dikucilkan dari komunitas ku yang mencintai musuh besarku itu? Tapi sudahlah aku tak ingin berpusing-pusing lagi memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi....bersambung

Tidak ada komentar: